Hanbok (di Korea Selatan) atau ChosŎn-ot (di Korea Utara) berarti pakaian orang Korea. Walaupun secara harfiah berarti pakaian orang Korea, sekarang ini hanbok mengacu secara khusus pada pakaian tradisional, terutama pakaian pada dinasti yang terakhir : Joseon. (awal abad ke-20). Hanbok terdiri dari blus model bolero tanpa kantung (jeogori) dengan rok panjang (chima) untuk perempuan atau celana panjang yang longgar (baji) untuk laki-laki. Sepertiseni orang Korea, kekhasan hanbok terletak pada garis dan lekukannya.
Salah satu aspek yang mendasar dari Hanbok adalah garis-garis yang simpel namun indah. Seorang sarjana jepang, Yanagi Muneyoshi (1889-1961) mengatakan bahwa karakteristik utama dari seni Korea adalah keindahan garis, seni Jepang adalah keindahan warna, dan seni Cina adalah keindahan bentuk. Garis memenuhi hampir semua seni Korea, dari mulai lukisan-lukisan pada jaman Joseon hingga jendela tradisional korea.
Selain itu garis juga dilambangkan oleh rambut wanita, dan tentu saja siluet dari hanbok. Dalam bahasa korea, kata tekstur atau gyeol, tidak hanya berarti gelombang kain atau bentuk yang terbentuk secara alami, tapi juga berarti kebijaksanaan dan kesucian yang dimiliki oleh wanita Korea. Dan orang Korea mengekspresikan tekstur melalui garis-garis yang mengalir dan alami dalam hanbok, pakaian tradisional mereka.Hanbok bergaya tradisional yang dipakai saat ini mengikuti bentuk hanbok yang digunakan ketika masa Dinasti Joseon (1392-1910). Yangban, gelar bangsawan turun-temurun yang didasarkan pada tingkat pendidikan dan jabatan (bukan pada kekayaan), mengenakan hanbok yang berwarna cerah terbuat dari sutra berpola di saat musim dingin dan yang terbuat dari tenunan rami atau kain yang lebih bagus pada musim panasnya. Sedangkan orang biasa, dilarang oleh hukum sehingga hanya bisa mengenakan hanbok dari katun berwarna putih, kadang pink pucat, hijau muda, abu-abu, dan hitam.
Sedangkan jaman dulu, warna pakaian memiliki arti. Putih merupakan warna yang paling umum dan biasanya digunakan oleh orang biasa. Warna ini menyimbolkan kemurnian jiwa. Merah berarti nasib baik dan kekayaan, makanya dipakai ketika pernikahan oleh perempuan. Nila menyimbolkan ketetapan, dulunya digunakan untuk warna rok wanita-wanita di pengadilan dan jubah resmi pegawai pengadilan. Hitam menyimbolkan ketidakterbatasan dan merupakan sumber dari penciptaan, digunakan sebagai warna topi laki-laki. Kuning merepresentasikan pusat alam semesta, digunakan untuk pakaian kebesaran keluarga kerajaan. Rakyat biasa dilarang menggunakan warna kuning. Lima warna ini juga disimbolkan sebagai warna empat arah dan pusat alam semesta serta tatanan alam semesta. Pemilihan warna antara bagian rok dan baju pun didasarkan pada warna yin dan yang, yin untuk chima dan yang untuk jeogori. Begitu pun warna yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan, menyimbolkan yin dan yang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar